1 Hari di Dunia dan 1 Hari di Akhirat

Written by Muhammad Irham Habibie 24 March 2009

Kisah ini diceritakan oleh seorang ustaz yang bertugas memandikan mayat orang Islam di rumah sakit. Lebih kurang jam 3.30 pagi, saya menerima panggilan dari Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, Klang, Selangor untuk menguruskan jenazah lelaki yang sudah seminggu tidak diurus. Di luar kamar mayat itu cukup dingin dan gelap serta sunyi dan hening. Hanya saya dan seorang penjaga kamar tersebut yang berada dalam ruangan. Saya membuka dengan hati-hati penutup muka jenazah. Kulitnya putih, badannya kecil dan berusia awal 20-an. Allah Maha Berkuasa. Tiba-tiba saya lihat muka jenazah itu sedikit demi sedikit berubah menjadi hitam. Awalnya saya tidak menganggap itu sebagai keanehan, namun semakin lama semakin hitam, hati saya mulai bertanya-tanya. Saya terus memperhatikan perubahan itu dengan teliti, sambil di hati tidak berhenti-henti membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Detik demi detik berlalu,wajah jenazah semakin hitam.

Setelah 5 menit berlalu, barulah berhenti berubah warna mukanya. Ketika itu wajah mayat itu tidak lagi putih seperti warna asalnya, tetapi hitam seperti terbakar. Saya keluar dari kamar tersebut dan duduk termenung memikirkan kejadian aneh yang telah terjadi itu. Berbagai pertanyaan timbul di kepala saya apakah yang sebenarnya telah terjadi? Siapakah pemuda itu?. Mengapa wajahnya berubah hitam?. Persoalan demi persoalan muncul di fikiran saya. Saat saya sedang termenung tiba-tiba saya melihat ada seorang wanita berjalan menuju ke arah saya. Satu lagi pertanyaan timbul, siapa pula wanita ini yang berjalan seorang diri di kamar mayat pada pukul 4.00 pagi?. Semakin lama dia semakin mendekat, dan tidak lama kemudian berdiri di hadapan saya. Dia berusia sekitar 60-an dan memakai baju kurung.



Ustaz,"kata wanita itu. "Saya dengar anak saya meninggal dunia dan sudah seminggu mayatnya tidak ditengok . Jadi saya ingin tengok jenazahnya." kata wanita berbicara dengan lembut. Walaupun hati saya ada sedikit tanda tanya, namun saya membawa juga wanita itu ke tempat jenazah tersebut. Saya tarik laci 313 dan buka kain penutup wajahnya. "Betulkah ini mayat anak ibu?" tanya saya. "Ibu pikir betul... tapi kulitnya putih." "Ibu perhatikanlah baik-baik." kata saya. Sesudah ditelitinya jenazah tersebut, wanita itu begitu yakin bahwa mayat itu adalah anaknya. Saya tutup kembali kain penutup mayat dan menutup kembali lacinya kedalam dan membawa wanita itu keluar dari kamar mayat. Tiba di luar saya bertanya kepadanya. "Ibu, ceritakanlah kepada saya apa sebenarnya yang terjadi sampai wajah anak ibu berubah jadi hitam?" tanya saya. Wanita itu tidak mau menjawab sebaliknya menangis terisak-isak. Saya ulangi pertanyaan tetapi ia masih enggan menjawab. Jika ibu tidak mau beritahu, saya tak mau mengurus jenazah anak ibu ini. " kata saya untuk menggertaknya. Setelah saya berkata demikian, barulah wanita itu membuka mulutnya.


Sambil mengusap airmata, dia berkata, "Ustaz, anak saya ini memang baik, patuh dan taat kepada saya. Jika dibangunkan di waktu malam atau pagi untuk kerja, dia akan bangun dan mengerjakanya tanpa membantah sepatah pun. Dia memang anak yang baik. Tapi..." tambah wanita itu lagi "apabila ibu bangunkan dia untuk bangun sembahyang, Subuh misalnya, dia mengamuk memarahi saya. Perintahlah dia, suruhlah dia pergi ke kedai, dalam hujan lebat pun dia akan pergi, tapi kalau dibangunkan supaya bangun sembahyang, anak ibu ini akan terus naik darah. Itulah yang ibu kesalkan." kata wanita tersebut. Jawabannya itu mengagetkan saya. Teringat saya kepada hadist nabi bahwa barang siapa yang tidak sembahyang, maka akan ditarik cahaya iman dari wajahnya. Mungkin itulah yang terjadi. Wajah pemuda itu bukan saja ditarik cahaya keimanannya, malah diaibkan dengan warna yang hitam.

Selepas menceritakan perangai anaknya, wanita tersebut meminta diri untuk pulang. Dia berjalan dengan pantas dan hilang dalam persekitaran yang gelap. Kemudian sayapun memandikan, mengafankan dan menyembahyangkannya.

Setelah selesai urusan itu, saya kembali ke rumah. Saya harus pulang secepat mungkin kerana harus bertugas keesokan harinya sebagai imam di Masjid Sultan Sallehuddin Abdul Aziz Shah, Shah Alam.Selang, dua tiga hari kemudian, entah kenapa hati saya begitu tergerak untuk menghubungi ahli waris mayat pemuda tersebut. Melalui nomor telepon yang diberikan oleh Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah, saya hubungi saudara Allahyarham yang agak jauh tali persaudaraannya. Selepas memperkenalkan diri, saya berkata, "bapak, kenapa bapak biarkan orang tua itu datang ke rumah sakit seorang diri di pagi-pagi hari. Rasanya lebih pantas kalau bapak dan keluarga bapak yang datang sebab bapak tinggal di Kuala Lumpur lebih dekat dengan Klang." Pertanyaan saya itu menyebabkan dia terkejut, "Orangtua mana pula?" katanya. Saya ceritakan tentang wanita itu, tentang bentuk badannya, wajahnya, tutur katanya serta pakaiannya. "Kalau wanita itu yang ustaz katakan, perempuan itu adalah emaknya, tapi.... emaknya dah meninggal lima tahun lalu!" Saya terpaku, tidak tahu apa yang mau dikatakan lagi.

Jadi 'siapakah' yang datang menemui saya pagi itu?. Walau siapa pun wanita itu dalam arti kata sebenarnya, saya yakin ia adalah 'sesuatu' yang Allah turunkan untuk memberitahu kita apa yang sebenarnya telah terjadi hingga menyebabkan wajah pemuda itu berubah menjadi hitam.

Peristiwa tersebut telah terjadi lebih setahun lalu, tapi masih segar dalam ingatan saya. Ia mengingatkan saya kepada sebuah hadis nabi, yang bermakna bahwa jika seseorang itu meninggalkan sembahyang satu waktu dengan sengaja, dia akan ditempatkan di neraka selama 80,000 tahun. Bayangkanlah siksaan yang akan dilalui karena satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Kalau 80,000 tahun di neraka?.Astaghfiro'aladzim......>

>Anda percaya atau tidak ?
1 waktu shalat ditinggalkan = 80.000 tahun siksaan di neraka,
ingat
1 hari di akhirat = 1000 tahun di dunia,
maka: 80.000 tahun x 365 x 1000

Masya Allah betapa lamanya siksaan yang akan kita terima di neraka nanti apabila tidak melaksanakan shalat hanya 1 waktu, bagaimana apabila tidak melaksanakan shalat selama 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun,dst...

* 1 hari = 5(waktu) x 80.000 tahun x 365 x 1000

* 1 minggu = 5 x 7 x 80.000 tahun x 365 x 1000

* 1 bulan = 5 x 7 x 4 x 80.000 tahun x 365 x 1000

* 1 tahun = 5 x 7 x 4 x 12 x 80.000 tahun x 365 x 1000

Berapa umur kita sekarang 20,30,40,dst ... ???.
Sudahkah kita melaksanakan shalat selama ini ... ???.
Apakah kita merasa takut ketika tidak melaksanakan shalat ...???.
Ingatlah kematian menunggu kita didepan mata.
Makin bertambah umur kita makin dekat pula dengan kematian.
Entah kapan datangnya kita mesti siap menghadapinya dan siap mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan di dunia.


Sumber:
Salah satu thread di Kaskus untuk bahan renungan

">

1 komentar:

-ned- mengatakan...

astagfirullah... bisakah saya menghapus dosa2 saya ? apakah Allah mau mengampuniku ?

Posting Komentar

/
Related Posts with Thumbnails
Jika anda sudah memiliki account Facebook, Klik "Connect", Jika belum memiliki account Facebook, Klik "Sign Up"
Widget by: Facebook Develop by: aulia Thank's to: imanlinuxer Posted by: yahya
 

iklan

iklan

iklan

© Grunge Theme Copyright by octoph's files | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks